Pages

Tuesday, February 19, 2013

Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa


Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa

Blog PTK dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan memngulas tentang balikan (feedback / umpan balik) dalam hubungannya dengan motivasi belajar siswa, untuk memberikan tanggapan pada pertanyaan di Fanpage Facebook Penelitian Tindakan Kelas. Sebagai catatan, di tulisan ini anda akan menjumpai istilah feedback, balikan, dan umpan balik. Ketiganya mempunyai makna yang sama (sinonim). Nah, sekarang mari kita  simak bersama-sama.
hubungan balikan dengan motivasi belajar
Hubungan balikan dengan motivasi belajar?

Pengertian Feedback / Umpan Balik / Balikan

Dalam Bahasa Indonesia ada dua istilah yang sering digunakan untuk mengganti kata Bahasa Inggris ‘feedback’, yaitu ‘umpan bailk’ dan ‘balikan’.  Apakah yang dimaksud dengan balikan? Berikut diberikan defini balikan menurut para ahli psikologi pendidikan:

  • Pengertian Balikan (Feedback) Menurut Eggen & Kauchak (1994): Balikan atau umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa tentang tingkah laku tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan performa (kinerja) siswa.
  • Definisi Umpan Balik (Feedback) Menurut Richard L. Arends (1997): Umpan balik atau feedback adalah informasi yang diberikan kepada siswa tentang performa mereka; misalnya tentang pengetahuan yang mereka peroleh dari pembelajaran.
  • Pengertian Feedback (Balikan) Menurut Robert E. Slavin (1997): Menurut Slavin, feedback atau umpan balik adalah informasi tentang hasil-hasil dari upaya belajar yang telah dilakukan siswa.


Jenis-Jenis Balikan (Feedback)

Guru dapat memberikan balikan dengan beragam cara / bentuk seperti; (1) balikan verbal; (2) balikan dari skor hasil tes; (3) balikan melalui komentar tertulis; hingga (4) balikan melalui rekaman video atau audio.

Umpan balik verbal

Umpan balik verbal adalah umpan balik secara lisan kepada siswa, biasanya diberikan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Umpan balik verbal dapat digunakan dengan lebih cepat dibanding umpan balik jenis lain.

Umpan balik berupa hasil tes

Hasil tes yang dibagikan kepada siswa dapat menjadi umpan balik kepada mereka tentang hasil belajar mereka: seberapa banyak  penguasaan mereka terhadap materi pembelajaran atau bagian-bagian mana dari suatu unit pembelajaran yang belum mereka kuasai.

Umpan balik dengan komentar tertulis

Balikan melalui komentar tertulis dapat diberikan pada lembar jawaban ulangan, PR, tugas, atau LKS yang dikerjakan siswa. Guru memberikan balikan dengan cara menulis komentar-komentar yang memuat informasi bagaimana seharusnya mereka menjawab soal-soal ulangan, PR, tugas, atau LKS itu. Tidak hanya sekedar mencoret jawaban-jawaban yang salah dengan tanda silang, tetapi menuliskan langkah-langkah atau jawaban-jawaban yang tepat.

Umpan balik melalui rekaman audio atau video

Balikan juga dapat diberikan melalui rekaman audio misalnya pada pelajaran membaca puisi, guru dapat membuat rekaman suara anak yang sedang membaca puisi, lalu memperdengarkan rekaman tersebut sehingga siswa dapat menyadari pada bait-bait mana ia harus memperbaiki intonasi bacaannya. Balikan melalui rekaman audio misalnya diberikan pada siswa yang sedang belajar menari. Melalui rekaman siswa dapat melihat bagaimana penampilannya dan guru dapat memberikan komentar pada bagian-bagian mana siswa harus memperbaiki gerakannya.

Selain itu  balikan dapat pula digolongkan berdasarkan performa (kinerja) siswa dan tujuan pemberiannya kepada siswa, yaitu: (1) balikan negatif (negative  feedback) yang bertujuan agar siswa memperbaiki performanya; dan (2) balikan positif (positive feedback) yang bertujuan agar siswa mempertahankan performanya yang sudah bagus.

Balikan Negatif (Negative Feedback)

Umpan balik negatif diberikan kepada siswa yang performanya masih belum sesuai harapan guru. Pada balikan negatif ini, guru memberikan informasi bahwa performa siswa belum bagus disertai contoh bagaimana mereka seharusnya performa mereka. Tujuan diberikannya umpan balik negatif bersifat korektif, sehingga siswa dapat memperbaiki performanya.

Misalnya: “Jodi, hitunganmu masih belum tepat. Lihat, seharusnya kamu terlebih dahulu memperhatikan bagian mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Untuk menghitung panjang sisi miring segitiga siku-siku, kamu seharusnya memangkatkan dahulu kedua panjang sisi-sisinya, baru kemudian menjumlahkan, dan setelah itu mengakarkannya.” 

Balikan Positif (Positive Feedback)

Balikan positif atau umpan balik positif diberikan kepada siswa dengan tujuan siswa akan mempertahankan kinerja (performa)-nya di masa yang akan datang. Balikan positif sebaiknya dibarengi dengan penghargaan (reward) / penguatan (reinforcement) misalnya berupa pujian atau tepuk tangan, atau bentuk lainnya. Pada balikan positif guru memberikan informasi tentang performa siswa yang sudah bagus.
Misalnya: “Bagus Andi, hitunganmu tepat sekali. Dan saya suka caramu menuliskan langkah-langkah perhitungan tentang luas lingkaran di soal itu: rinci, rapi, dan dibuat selangkah demi selangkah secara berurutan sehingga mudah dimengerti orang lain.”

Tanpa diberikan umpan balik, maka siswa tidak akan dapat belajar menulis secara efektif dengan hanya menulis; mereka tidak akan dapat membaca dengan baik dengan hanya sekedar membaca; dan mereka tidak akan dapat bermain basket dengan baik dengan hanya berlatih bermain basket. Tanpa balikan, berarti siswa tidak tahu bagaimana hasil b elajarnya (apakah sudah tepat atau bagus, di mana kekurangannya, dsb) maka siswa tidak akan meningkat performanya.

Prinsip-Prinsip Pemberian Feedback yang Efektif

Beberapa prinsip yang harus dipegang oleh guru saat memberikan balikan kepada siswa adalah : (1) berikan feedback sesegera mungkin; (2) berikan feedback yang spesifik; (3) tekankan pada tingkah laku atau hal yang ingin dikoreksi, bukan yang lain; (4) berikan feedback sesuai tingkat perkembangan anak; (5) berikan penghargaan (reward) bersama-sama dengan balikan positif (positive feedback) pada performa yang sudah bagus; (6) saat memberikan balikan negatif (negative feedback), sekaligus tunjukkan / contohkan bagaimana performa yang benar (bagus); (7) bantulah siswa untuk tetap fokus pada proses, bukan pada hasil; (8) ajarkan siswa bagaimana memperoleh feedback dari dirinya sendiri dan bagaimana menilai performa (kinerja)-nya sendiri;

Berikan Feedback Sesegera Mungkin

Sebaiknya umpan balik diberikan sesegera mungkin agar bila siswa harus memperbaiki kinerja (performa) dapat juga dilakukannya sesegera mungkin sebelum kekeliruan / kesalahan siswa berlarut-larut dan melekat. Begitu pula bila siswa telah menunjukkan performa yang bagus, maka mereka akan mengerti bahwa ia harus mempertahankan performanya itu dan ia tahu bahwa ia telah belajar dengan benar.

Berikan Feedback Yang Spesifik

Feedback yang diberikan harus spesifik sehingga siswa mengerti apa yang dimaksud oleh guru.
Perhatikan kasus berikut:

Bu Titin sedang mengajar matematika. Ia sedang mengajarkan bagaimana menyederhanakan persamaan aritmatika berikut:

7 + 4(5 – 3) – 2

Bu Titin bertanya, “Apa yang harus kita kerjakan lebih dahulu dari persamaan tersebut? Hardi?”
“Menambahkan 7 dengan 4, Bu.”
“Belum tepat, Hardi. Coba yang lain, ada yang bisa membantu?”
Pada kasus itu Bu Titin telah memberikan feedback dengan segera setelah Hardi menyebutkan langkah yang salah, akan tetapi Bu Titin belum memberikan feedback yang spesifik kepada Hardi. Dengan feedback demikian, Hardi tidak akan pernah tahu ia salah di bagian mana dan mengapa.

Contoh lain:
Bandingkan dengan Bu Yanti yang memberikan feedback seperti di bawah ini:
Bu Yanti bertanya, “Apa yang harus kita kerjakan lebih dahulu dari persamaan tersebut? Randy?”
“Menambahkan 7 dengan 4, Bu.”
“Perhatikan kembali, Randy. Bila kita langsung menambahkan 7 dengan 4, kita masih punya angka 5 dikurang 3 di dalam tanda kurung. Ingat yang telah saya jelaskan sebelumnya apa artinya tanda kurung pada persamaan seperti ini?”
“...Kita seharusnya mengalikan 4 dengan 5 kurang 3 terlebih dahulu.”

Perhatikan, pada contoh kedua, Bu Yanti tidak hanya memberikan feedback dengan segera, tetapi juga memberikan informasi spesifik di bagian mana ketidaktepatan jawaban Randy. Lalu Bu Yanti juga memberikan bantuan agar Randy dapat kemudian menjawab persamaan aritmatika itu dengan tepat.

Perhatikan pula contoh berikut:
“Bagus, tanganmu berada di posisi yang tepat untuk melakukan pukulan backhand.” (Feedback yang bagus).
“Sip, backhand-mu sudah bagus, Ical.” (Feedback yang kurang bagus, karena siswa mungkintidak tahu mengapa backhand-nya sudah dianggap bagus oleh guru).

Tekankan Pada Tingkah Laku Atau Hal Yang Ingin Dikoreksi, Bukan Yang Lain

Berilah penekanan pada informasi tentang tingkah laku atau performa yang ingin dikoreksi saat memberikan feedback, bukan pada yang lain.
“Saat kamu berpidato di depan kelas tadi, suaramu terlalu pelan sehingga kebanyakan kawanmu tidak mendengar apa yang kamu katakan.” (Feedback yang bagus).
“Kamu harus membuang jauh-jauh rasa malu-mu saat berpidato di depan kelas.” (Feedback yang kurang bagus karena guru sebenarnya menginginkan siswa tersebut berpidato dengan suara lebih keras).

Berikan Feedback Sesuai Tingkat Perkembangan Anak

Beberapa guru seringkali memberikan umpan balik yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya, umpan balik yang diberikan terlalu banyak pada saat bersamaan, sehingga siswa-siswa tersebut kesulitan menanganinya.

Berikan Penghargaan (Reward) Bersama Balikan Positif

Bila guru ingin memberikan balikan positif (positive feedback) pada performa yang sudah bagus, berikanlah sekaligus bersama-sama dengan penghargaan (reward).

Berikan Contoh Bersama Balikan Negatif

Bila guru ingin memberikan balikan negatif (negative feedback), sekaligus tunjukkan / contohkan bagaimana performa yang benar (bagus) kepada siswa. Koreksi harus disertai contoh bagaimana performa yang benar.

Bantulah Siswa Untuk Tetap Fokus Pada Proses, Bukan Pada Hasil

Bila anda meminta siswa mengoreksi performa mereka melalui balikan, maka buatlah mereka tetap berfokus pada proses yang harus mereka koreksi, bukan ingin cepat-cepat menuju hasil akhir. Yakinkan mereka untuk benar-benar memahami dan melakukan langkah-langkah secara tepat.

Ajarkan Siswa Bagaimana Memperoleh Feedback dari Dirinya Sendiri

Siswa harus diajari bagaimana menilai performa (kinerja)-nya sendiri. Guru dapat melatih mereka dengan meminta mereka saling mengamati kemudian menilai performa kawannya yang lain, lalu memberikan feedback berdasarkan pengamatan mereka tersebut. Dengan mengamati dan memberikan feedback kepada orang lain, siswa pada tahap selanjutnya akan otomatis mengamati performanya sendiri dan memperoleh feedback untuk dirinya pribadi.

Hubungan Balikan dengan Motivasi Belajar

Beberapa hal berikut menunjukkan bahwa balikan (feedback) mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi belajar siswa:
  • Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa balikan (feedback) berkorelasi positif dengan motivasi belajar. Guru yang memberikan feedback secara efektif (sesuai dengan prinsip-prinsip) pemberian feedback akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Untuk meningkatkan motivasi belajar, hal yang penting yang harus diingat guru saat memberikan balikan (feedback) terutama yang bersifat negatif adalah jaminan rasa aman (nyaman) siswa. Guru harus memberikan balikan negatif dengan kehangatan, keramahtamahan, dan jauh dari kesan mengejek atau merendahkan, sehingga siswa tetap nyaman meskipun mendapatkan koreksi atau balikan yang bersifat negatif (Arends, 1997).
  • Selain itu, menurut Kulik & Kulik, 1988 dalam Slavin, 1997: Agar feedback dapat memberikan motivasi kepada siswa, maka feedback harus diberikan dengan jelas dan spesifik. Ini penting bagi semua tingkat perkembangan siswa, terlebih lagi bagi siswa kelas rendah.
  • Kulhavy & Stock, 1989 menyatakan bahwa feedback yang spesifik bersifat informatif dan motivasional (meningkatkan motivasi belajar siswa).
  • Clifford, 1990 menyatakan bahwa umpan balik negatif sekalipun dapat meningkatkan motivasi belajar anak, asal berfokus pada performa yang diinginkan guru (bukan pada ketidakmampuan siswa secara umum).
Baca Juga:
Hakikat Motivasi Belajar

Referensi:

  • Arends, Richard L. (1997). Classroom Instruction And Management. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
  • Clifford, M. M. (1990). Students Need Challenge, Not Easy Succes. Educational Leadership.
  • Eggen, Paul D. & Kauchak, Donald P. (1994). Strategies For Teachers. Boston: Allyn and Bacon.
  • Kulhavy, R. W. & Stock, W. A. (1989). Feedback In Written Instructon: The Place of Response Certitude. Educational Psychology Review.
  • Slavin, Robert E. (1997). Educational Psychology. Boston: Alllyn and Bacon.


Terima kasih telah membaca artikel Balikan (Feedback) dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa di blog PTK dan Model-Model Pembelajaran. Sampai jumpa pada artikel lainnya.  

2 comments: