Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Sekolah
Isu yang berkembang luas tentang kualitas pendidikan saat ini adalah ketidakmampuan siswa dalam memcahkan persoalan (masalah) dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ini sangat penting karena berorientasi jangka panjang, bukan semata selesai pada saat mereka berada dalam lingkungan sekolah. Setiap siswa yang memperoleh pengatahuan di bangku sekolah sudah seharusnya dapat menerapkan apa yang diperolehnya tersebut dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Pengetahuan harusnya menjadi bekal hidup bagi mereka saat terjun di tengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari masyarakat itu.
Muncullah kemudian sebuah paradigma baru dalam kegiatan pembelajaran di mana siswa diajak untuk berada dalam situasi alamiah. Menurut paradigma ini proses belajar siswa akan lebih bermakna jika mereka berada dalam situasi alamiah tersebut. Mereka tidak sekedar mengetahuinya saja, tetapi harus mengalami dan mempunyai pengalaman nyata akan proses belajarnya.
Paradigma inilah yang kemudian melahirkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Dalam bahasa aslinya, pembelajaran kontekstual disingkat dengan CTL (Contextual Teaching and Learning). Pada pendekatan ini, fasilitator pembelajaran dalam hal ini guru harus membantu siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang sedang dipelajarinya dengan penerapannya di dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas menjadi bermakna dan bermanfaat bagi siswa kelak. Jadi menurut pembelajaran yang mengakomodasi pendekatan kontekstual, guru bukan sekedar mentransfer pengetahuan. Bukan, guru bukan satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan. Justru pengetahuan itu sebaiknya didapatkan dari beragam sumber yang difasilitasi oleh guru dalam KBMnya. Proses pembelajaran menjadi suatu bagian penting, tidak semata pada hasil belajar saja.