Catatan: Makalah ini dipublikasikan di blog ini dengan tujuan untuk
meningkatkan kemudahan para pendidik untuk memperolehnya dengan lebih
banyak terindeks pada search engine. Makalah ini sepenuhnya bukan
milik saya. Bila Anda pemilik makalah ini dan merasa bahwa tidak
semestinya makalah ini diterbitkan di http://penelitiantindakankelas.blogspot.com, silakan menghubungi saya di sini, maka dengan senang hati saya akan menghapus konten ini. Terimakasih (admin).
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI KELOMPOK BELAJAR INFORMAL: Studi Kelompok Informal Siswa SMA di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia
Harsono
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
Abstract: We realized the need of increasing study achievement for the students. School has the obligation for increasing study achievement for all of the students, including students who have serious problem in study. The characteristic of them, such as: passive, irritate, not focus in study, afraid, and avoid the teachers and counselor. The research used ethnography approach, choosinghuman resources and guidance teachers, collecting data used in dept interview. Data analysis model is done with regularly data. The research result shows that students study achievement can be increased by giving a good chance to find out suitable friends, to take a part in school organization, an opportunity to perform, and the need of achievement.
Keywords: achievement and learning informal groups.
Pendahuluan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan agar pendidikan nasional dapat berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan diperuntukan semua. Pedidikan dilakukan sepanjang masa. Sepanjang hidupnya, semua warga negara berhak atas pendidikan yang layak bagi dirinya, keluarganya, dan anak-anaknya.
Kualitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dengan kualitas individual masing-masing warga negara (Tilaar,2000;32). Warga negara yang berkualitas dapat dipastikan memiliki prestasi akademik yang unggul di sekolahnya. Bila anak yang ber-IQ tinggi, maka untuk pemahaman suatu konsep hanya membutuhkan waktu tidak lama. Nila semakin rendah IQ anak, maka kebutuhan waktu untuk penguasaan suatu konsep makin lama. Meskipun demikian, EQ anak yang tinggi akan bermanfaat pada anak yang ber-IQ rendah dalam mempercepat penguasaan terhadap suatu konsep. Konsep IQ dan EQ dapat dihiraukan, namun kita sadar bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk berprestasi.
Kelancaran komunikasi antara dua orang atau lebih cenderung dipengaruhi oleh kesamaan IQ dan EQ antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi. Jika satu orang memiliki IQ dan EQ lebih tinggi dibandingkan yang lain, maka akan terjadi hambatan komunikasi. Hal serupa terjadi juga di depan kelas, jika siswa memiliki IQ dan EQ lebih tinggi ketimbang gurunya, atau sebaliknya, maka akan ada hambatan komunikasi, maka kegagalan dalam proses pembelajaran.
Anak-anak yang gagal ini, jika sekolah tidak memiliki sarana dan kemampuan cukup untuk memahami karakteristik siswa, maka terjadi kecenderungan penempatan siswa sebagai siswayang gagal (Jorissen, 2002:12). Pemberian status sebagai siswa yang gagal akan berakibat fatal pada aspek psikologis, sosiologis siswa, siswa akan stress, minder, terkucilkan dari kelompok, tidak memiliki teman, tidak percaya diri, dan
makin dekat dengan kegagalan (Grant, 2002:319).
Kota Boyolali merupakan salah satu kota di Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat kota tua Surakarta. Penduduk Boyolali memiliki perilaku yang unik, mudah tersinggung dan mudah marah. Hal itu terjadi, ketika mereka merasa harga diri terganggu. Sifat itu secara naluri berlangsung....l................Baca makalah ini secara lengkap langsung dari sumber aslinya di sini.
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI KELOMPOK BELAJAR INFORMAL: Studi Kelompok Informal Siswa SMA di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia
Harsono
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Tromol Pos I Surakarta 57102
Abstract: We realized the need of increasing study achievement for the students. School has the obligation for increasing study achievement for all of the students, including students who have serious problem in study. The characteristic of them, such as: passive, irritate, not focus in study, afraid, and avoid the teachers and counselor. The research used ethnography approach, choosinghuman resources and guidance teachers, collecting data used in dept interview. Data analysis model is done with regularly data. The research result shows that students study achievement can be increased by giving a good chance to find out suitable friends, to take a part in school organization, an opportunity to perform, and the need of achievement.
Keywords: achievement and learning informal groups.
Pendahuluan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengamanatkan agar pendidikan nasional dapat berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan diperuntukan semua. Pedidikan dilakukan sepanjang masa. Sepanjang hidupnya, semua warga negara berhak atas pendidikan yang layak bagi dirinya, keluarganya, dan anak-anaknya.
Kualitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dengan kualitas individual masing-masing warga negara (Tilaar,2000;32). Warga negara yang berkualitas dapat dipastikan memiliki prestasi akademik yang unggul di sekolahnya. Bila anak yang ber-IQ tinggi, maka untuk pemahaman suatu konsep hanya membutuhkan waktu tidak lama. Nila semakin rendah IQ anak, maka kebutuhan waktu untuk penguasaan suatu konsep makin lama. Meskipun demikian, EQ anak yang tinggi akan bermanfaat pada anak yang ber-IQ rendah dalam mempercepat penguasaan terhadap suatu konsep. Konsep IQ dan EQ dapat dihiraukan, namun kita sadar bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk berprestasi.
Kelancaran komunikasi antara dua orang atau lebih cenderung dipengaruhi oleh kesamaan IQ dan EQ antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi. Jika satu orang memiliki IQ dan EQ lebih tinggi dibandingkan yang lain, maka akan terjadi hambatan komunikasi. Hal serupa terjadi juga di depan kelas, jika siswa memiliki IQ dan EQ lebih tinggi ketimbang gurunya, atau sebaliknya, maka akan ada hambatan komunikasi, maka kegagalan dalam proses pembelajaran.
Anak-anak yang gagal ini, jika sekolah tidak memiliki sarana dan kemampuan cukup untuk memahami karakteristik siswa, maka terjadi kecenderungan penempatan siswa sebagai siswayang gagal (Jorissen, 2002:12). Pemberian status sebagai siswa yang gagal akan berakibat fatal pada aspek psikologis, sosiologis siswa, siswa akan stress, minder, terkucilkan dari kelompok, tidak memiliki teman, tidak percaya diri, dan
makin dekat dengan kegagalan (Grant, 2002:319).
Kota Boyolali merupakan salah satu kota di Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah barat kota tua Surakarta. Penduduk Boyolali memiliki perilaku yang unik, mudah tersinggung dan mudah marah. Hal itu terjadi, ketika mereka merasa harga diri terganggu. Sifat itu secara naluri berlangsung....l................Baca makalah ini secara lengkap langsung dari sumber aslinya di sini.
No comments:
Post a Comment