Sejarah Teori Konstruktisme

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Tuesday, February 21, 2012

Sejarah Teori Konstruktisme

Di dalam sejarah psikologi pendidikan, revolusi konstruktivisme mempunyai akar sejarah yang panjang. Pendekatan yang dilandasi teori konstruktivisme ini sumber utamanya adalah karya Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Baik Piaget maupun Vygotsky menekankan sifat sosial pembelajaran, mereka juga menyarankan penggunaan kelompok-kelompok dalam belajar dengan kemampuan campuran (bervariasi) untuk meningkatkan terjadinya perubahan konsepsi pada diri pebelajar atau siswa.


Konstruktivis modern paling banyak dilandasi oleh teori Vygotsky, yang telah digunakan untuk mendukung metode pengajaran di ruang kelas yang menekankan pembelajaran kerja sama (pembelajaran kooperatif) dan berbasis proyek, dan pembelajaran penemuan (discovery - inquiry).

Ada empat gagasan utama Vygotsky yang sangat penting, yaitu:
Penekanan pada sifat sosial pembelajaran. 
Anak bejar melalui interaksi bersama orang dewasadan teman yang lebih mampu. Pada proyek-proyek kerjasama, anak-anak dihadapkan pada proses pemikiran teman-teman mereka. Metode demikian tidak hanya memungkinkan hasil pembelajaran tersedia bagi semua siswa, tetapi juga memungkinkan proses berpikir siswa yang lebih mampu tersedia bagi siswa-siswa yang lain. Vygotsky menulis bahwa, orang-orang yang berhasil memecahkan masalah mengungkapkan diri melalui masalah-masalah yang sulit. Dalam sebuah kelompok kooperatif, anak-anak dapat mendengarkan pembicaraan batin ini dengan lantang dan dapat mempelajari cara orang-orang yang berhasil memecahkan masalah berpikir melalui pendekatan mereka.

Zona Perkembangan Proksimal.
Vygotsky mempunyai gagasan bahwa anak-anak paling baik mempelajari konsep yang berada pada zona perkembangan proksimal mereka. Anak-anak yang bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka terlibat dalam tugas yang tidak dapat mereka kerjakan sendiri tetapi dapat mengerjakannya dengan sedikit bantuan teman atau orang dewasa.

Masa Magang Kognisi
Istilah masa magang kognisi (cognitive apprenticeship) merujuk pada proses yang digunakan oleh seorang pebelajar untuk secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksi dengan pakar, apakah orang tua, guru, atau teman yang lebih tua atau lebih berhasil. Di banyak pekerjaan, karyawan baru bekerja erat dengan seorang pakar yang menjadi contoh baginya, memberikan umpan balik, dan secara bertahap mensosialisasikan karyawan baru itu kepada kaidah dan perilaku profesi tersebut. Pengajaran untuk siswa adalah suatu bentuk masa magang. Para ahli teori konstruktivisme menyarankan agar guru mengalihkan model pembelajaran yang berlangsung lama dan sangat efektif ini ke dalam ruang-ruang kelas. Guru dapat melibatkan siswa dalam tugas-tugas rumit dan melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen dan kooperatif di mana siswa yang lebih maju membantu siswa yang kurang maju melalui tugas-tugas yang rumit tersebut.

Pembelajaran Termediasi
Yang keempat, Vygotsky menekankan pada gagasan tentang perancahan atau pembelajaran termediasi. Gagasan Penafsiran tentang gagasan Vygotsky yang satu ini adalah, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas yang rumit, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan cukup bantuan untuk mencapai tugas-tugas ini. Harus dicatat bahwa, diberikan bantuan di sini maksudnya, siswa bukannya diajarkan bagian-bagian kecil pengetahuan. Prinsip ini digunakan untuk mendukung penggunaan tugas proyek di ruang kelas, simulasi, penjajakan dalam komunitas, penulisan untuk pembaca yang sesungguhnya, dan tugas-tugas otentik lainnya. Berkaitan dengan hal ini, ada istilah "pembelajaran situasi" (situated learning), yang mengacu pada digunakannya pembelajaran yang berlangsung dalam tugas-tugas otentik kehidupan nyata.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...