Kondisi dan Asas Belajar
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya suatu proses belajar. Proses belajar dapat dikatakan terjadi apabila seseorang setelahnya mengetahui atau dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau tidak dapat dilakukannya. Jadi hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan berpikir atau tingkat kemampuan jasmaniah.
Tujuan suatu proses perancangan pembelajaran adalah membantu terjadinya proses belajar, maka guru harus menyadari dan memanfaatkan kondisi-kondisi dan asa-asas yang telah terbukti mendukung terjadinya proses belajar tersebut dengan baik. Setiap teori belajar (misalnya
teori kognitif dan
behaviorisme (tingkah laku)) didasarkan pada sejumlah bukti yang telah dikumpulkan berdasarkan banyak hasil pengamatan dan eksperimen. Ada beberapa kesamaan, dan ada pula perbedaan di antara kedua teori besar tersebut sebagaimana telah kami tulis sebelumnya di blog http://penelitiantindakankelas.blogspot.com ini (
Perbedaan berbagai Teori Belajar). Nah, berikut ini kami sajikan beberapa kondisi dan asas belajar yang penting menurut kedua teori belajar tersebut, terkait proses perancangan pembelajaran.
Persiapan sebelum belajar
Sebelum mengikuti suatu pelajaran, siswa-siswa seharusnya telah menguasai pengetahuan prasyarat. Kalau pengetahuan prasyarat belum dikuasai dengan baik, seringkali belajar menjadi tidak bermakna sama sekali. Mereka hanya belajar dengan menghafal saja tanpa terjadi perubahan tingkah laku apapun. Dan dijamin, dalam waktu singkat, apa yang baru saja dibelajar kepada mereka akan hilang dari memori.
Tujuan Pembelajaran
Besar kemungkinan proses belajar akan berhasil dengan baik apabila tujuan pembelajaran dinyatakan dengan jelas pada awal pembelajaran atau pokok bahasan. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dan mengingatnya dalam jangka waktu yang lebih lama apabila sasaran belajar ditulis secara cermat dan tersusun secara bersistem.
Susunan bahan ajar
Proses pembelajaran pada siswa dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan dipelajari oleh mereka tersusun dalam urutan yang bermakna. Kemudian, bahan pembelajaran itu harus disajikan kepada siswa dalam beberapa bagian. Banyak sedikitnya tergantung pada urutan, kerumitan, dan tingkat kesulitannya. Susunan bahan ajar yang baik dapat membantu siswa menggabungkan dan memadukan pengetahuan atau tata cara/proses melakukan sesuatu secara pribadi dan mandiri.
Perbedaan antar individu
Harus diingat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik. Mereka belajar dengan kecepatan yang berbeda-beda. Pengajaran kelompok dapat menguntungkan untuk tujuan-tujuan pembelajaran tertentu dan lebih disuaki oleh beberapa siswa. Tetapi adakalanya, siswa belajar dengan lebih baik bila mereka diberikan kebebasan menggunakan cara-cara atau metode yang dapat memuaskan jiwa mereka, menggunakan bahan yang sesuai, menurut kecepatan masing-masing.
Motivasi belajar
Proses pembelajaran pada diri seseorang hanya akan terjadi jika ada kemauan dari si pebelajar. Kemauan dan keinginan untuk belajar mempersyaratkan adanya motivasi. Keinginan sedemikian akan muncul apabila (a) pengajaran dipersiapkan dengan baik sehingga dirasakan penting dan menarik oleh siswa; (b) tersedia berbagai pengalaman belajar; (c) siswa mengetahui bahwa bahan yang akan dipelajari akan dapat digunakan/bermanfaat sesegera mungkin; (d) adanya pengakuan terhadap keberhasilan belajar.
Sumber belajar
Jika beragam sumber belajar yang tersedia dipilih dan dipilah dengan bijak maka dapat diasumsikan proses pembelajaran pada siswa akan berhasil dengan baik.
Keikutsertaan dalam kegiatan belajar
Supaya proses pembelajaran berlangsung, maka setiap siswa harus dapat memaknai informasi yang diberikan, bukan sekedar disuapi saja. Mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif akan meningkatkan kualitas pembelajaran mereka. Baca:
Kelebihan Pembelajaran Aktif (Active Learning).
Balikan saat belajar
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan cara memberikan balikan. Balikan (feed back) dapat diberikan kepada siswa dengan secara berkala memberitahukan seberapa jauh kemajuan mereka dalam belajar. Balikan akan memperkuat pemahaman dan kinerja yang benar, memberitahukan kesalahan, dan memperbaiki proses belajar yang salah.
Penguatan saat pembelajaran
Dengan memperoleh balikan (feed back) sebagaimana disebutkan di atas, tentang jawaban dan tindakan yang dipandang berhasil, siswa akan terdorong untuk meneruskan kegiatan belajarnya. Kegiatan belajar yang didorong oleh keberhasilan menimbulkan kepuasan dan rasa percaya diri. Penguatan positif yang diberikan cenderung akan menyebabkan siswa mengulang kembali perilaku belajarnya yang positif.
Latihan dan Pengulangan
Supaya fakta dan keterampilan, atau konsep yang telah dipelajari menjadi bagian yang kuat pada diri siswa, maka perlu adanya latihan dan pengulangan. Pengulangan dan latihan akan membantu guru menjamin bahwa pengetahuan atau perilaku yang telah diperoleh dari proses belajar akan melekat pada diri mereka.
Urutan kegiatan belajar
Tugas atau tatacara yang rumpil dapat dipelajari dengan lebih efektif apabila peragaan dan latihan diberikan secara terpadu. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk melatihkan bagian-bagian dari tugas atau tata cara tersebut.
Penerapan hasil belajar
Hasil penting dari kegiatan belajar adalah kemampuan menerapkan hasil belajar tersebut pada situasi baru. Apabila siswa tidak dapat melakukan hal ini, berarti mereka belum belajar dengan baik. Guru sebaiknya memberikan kesempatan khusus kepada siswa untuk menerapkan hasil pembelajarannya.
Sikap guru saat pembelajaran
Sikap positif yang diperlihatkan oleh guru baik pada materi pelajaran, siswa, metode yang digunakan, akan mempengaruhi motivasi siswa secara langsung.
No comments:
Post a Comment