Cara Memperbaiki Kualitas Pertanyaan Guru

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Thursday, January 10, 2013

Cara Memperbaiki Kualitas Pertanyaan Guru

kualitas pertanyaan guru
Bagaimanakah Kualitas Pertanyaan Anda?

Tinjauan Umum Cara Memperbaiki Kualitas Pertanyaan Guru

Setelah sebelumnya blog penelitian tindakan kelas ini menerbitkan tulisan tentang Lembar Observasi Keterampilan Bertanya Guru, maka adalah sepantasnya bila kali ini dihadirkan tulisan tentang bagaimana Cara Memperbaiki Kualitas Pertanyaan Guru. Menurut buku Robert Marzano (2001) yang berjudul Classroom Instruction that Works, 80 persen pembelajaran yang berhasil selalu melibatkan guru dalam mengajukan pertanyaan. Kemudian, 30 – 50 persen alokasi waktu pada pembelajaran efektif digunakan oleh guru untuk bertanya.Akan tetapi pada beberapa guru perlu dipertanyakan: Seberapa efektifkah pertanyaan yang mereka ajukan? Masuk akal, bahwa jika guru ingin meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas guru, tentu saja guru akan mulai dengan memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan.

Tujuan Guru Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa-siswa di kelasnya umumnya untuk tujuan-tujuan berikut, yaitu:
  • melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran
  • meningkatkan motivasi belajar siswa
  • mengevaluasi persiapan siswa '
  • memeriksa penyelesaian pekerjaan siswa
  • mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa
  • meninjau kembali pembelajaran sebelumnya
  • mengetahui wawasan siswa tentang suatu topik atau konsep
  • menilai prestasi atau penguasaan tujuan pembelajaran oleh siswa
  • merangsang siswa agar belajar mandiri

Saat melaksanakan suatu pembelajaran guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan dengan beberapa tujuan di atas, bahkan guru dapat mengajukan satu pertanyaan untuk beberapa tujuan sekaligus. Atau dapat pula beberapa pertanyaan diajukan untuk satu tujuan tertentu.

Ada 3 tiga tindakan yang dapat diambil untuk memperbaiki pertanyaan guru di kelas. Untuk memulainya, guru perlu untuk memberikan siswa kesempatan untuk berbicara ketimbang guru yang berbicara. Kedua, menyiapkan pertanyaan sedari awal bahkan ketika guru merencanakan pelajaran. Dan ketiga,menggunakan perancah (scaffolding) pertanyaan.

Langkah Pertama: Berikanlah Kesempatan Kepada Siswa untuk Lebih Banyak Berbicara

Untuk melaksanakan ini, guru perlu mengubah pola pikirnya. Guru diharuskan untuk “tidak terlalu” mengarahkan diskusi ke tujuan yang ingin dicapai guru. Guru tidak memaksakan tujuannya tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi suatu topik melalui pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada pemikiran mereka. Pertanyaan guru lebih sekedar upaya memancing agar siswa-siswa menjadi tergerak untuk ikut berdiskusi dan bertanya.

Langkah Kedua: Mempersiapkan Pertanyaan Saat Merancang Pembelajaran

Guru sangat perlu untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan apa yang sekiranya dapat dan sesuai untuk dilontarkannya saat pembelajaran berlangsung. Dengan cara ini, guru telah siap dengan berbagai skenario pertanyaan yang akan diajukan agar siswa mendapat pertanyaan-pertanyaan yang bermutu yang telah dipikirkan sebelumnya oleh guru. Pertanyaan yang baik tidak serta merta dihasilkan secara spontan saat guru melaksanakan pembelajaran. Pertanyaan bermutu telah direncanakan sebelumnya. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermutu ini siswa akan terpacu untuk terlibat dalam diskusi belajar dan memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kreatif dan berpikir kritis.

Langkah Ketiga: Gunakan Pertanyaan Perancah (Scaffolding)

Guru, saat melaksanakan langkah kedua di atas sekaligus harus melakukannya dengan membuat pertanyaan-pertanyaan efektif dengan berbagai tingkatan dari level mudah hingga level sukar. Cara mudah untuk merancang pertanyaan-pertanyaan sehingga bersifat sebagai perancah, maka guru dapat membuat tabel pertanyaan. Guru dapat membuat tabel pertanyaan untuk setiap konsep dengan berbagai level kognitif. Caranya, buatlah tabel dengan 8 buah kolom yang berisi : (1) Nomor Konsep; (2) Konsep yang diajarkan; (3) Pertanyaan tingkat Pengetahuan atau C1; (4) Pertanyaan Tingkat Pemahaman atau C2; (5) Pertanyaan tingkat Aplikasi atau C3; (6) Pertanyaan Tingkat Analisis atau C4; (7) Pertanyaan Tingkat Sintesis atau C5; dan kolom (8) Pertanyaan Tingkat Evaluasi atau C6.

Tulislah tabel tersebut, dan ingat, buat semua pertanyaan untuk setiap kolom tingkat kognitif. Keuntungan menggunakan perancangan pertanyaan seperti ini adalah terjaminnya ketersediaan pertanyaan-pertanyaan berkualitas untuk tiap konsep yang diajarkan. Selain itu, saat menerima pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa akan memperoleh kesempatan untuk berpikir mendalam tentang setiap konsep yang guru ajarkan. Pertanyaan yang terstruktur mulai dari level kognitif C1 hingga level tertinggi (C6) seperti di atas terbukti secara ilmiah meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Komentar Terhadap Jawaban Siswa

Setelah memberikan pertanyaan dalam pembelajarannya, guru amat perlu untuk memberikan tanggapan atau umpan balik. Adalah sangat tidak pas bila guru tidak memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa. Akan tetapi sebaiknya tanggapan yang diberikan hemat, tidak bertele-tele. Guru dapat pula bertanya lebih dalam (dengan teknik perancahan/scaffolding) di atas, yaitu dengan memberikan pertanyaan yang lebih tinggi levelnya segera setelah siswa menjawab sebuah pertanyaan. Latihan dan perencanaan yang matang sangat diperlukan agar strategi bertanya guru dapat membuat pembelajaran lebih efektif.

Referensi:

  • http://www.edutopia.org/blog/improving-teacher-questions-ben-johnson
  • http://beyondpenguins.ehe.osu.edu/issue/energy-and-the-polar-environment/questioning-techniques-research-based-strategies-for-teachers

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...