Belajar Aktif: Menciptakan Semangat Belajar Di Dalam Kelas

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Wednesday, April 4, 2012

Belajar Aktif: Menciptakan Semangat Belajar Di Dalam Kelas


Penelitian telah menunjukkan bahwa metode ceramah tradisional, di mana guru bicara dan siswa mendengarkan, mendominasi ruang kelas. Oleh karena itu penting untuk mengetahui sifat pembelajaran aktif, penelitian empiris mengenai penggunaannya, kendala umum dan hambatan yang menimbulkan resistensi para pendidik untuk menggunakan teknik instruksional interaktif, dan bagaimana sekolah, pengembang, administrator, dan peneliti pendidikan dapat menunjukkan hasil nyata pembelajaran aktif.

APAKAH BELAJAR AKTIF DAN MENGAPA BELAJAR AKTIF ITU PENTING?

Anehnya,penggunaan istilah "pembelajaran aktif" oleh para pendidik kita pada umumnya lebih mengandalkan pemahaman intuitif daripada definisi umum yang semestinya. Akibatnya, banyak sekolah menyatakan bahwa semua belajar secara inheren adalah aktif dan bahwa siswa oleh karena itu terlibat aktif saat mendengarkan presentasi formal di kelas. Analisis literatur penelitian (Chickering dan Gamson 1987), menunjukkan bahwa siswa harus melakukan lebih dari sekedar mendengarkan: Mereka harus membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat dalam memecahkan masalah. Yang paling penting, untuk terlibat secara aktif, siswa harus terlibat sedemikian rupa pada tingkat tinggi tugas berpikir seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam konteks ini, diusulkan bahwa strategi untuk memicu terjadinya belajar aktif didefinisikan sebagai kegiatan instruksional yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.

Penggunaan teknik ini di dalam kelas sangat penting karena berdampak kuat pada pembelajaran siswa. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa siswa lebih memilih strategi belajar aktif dibanding ceramah tradisional. Studi Penelitian lain yang mengevaluasi hasil belajar siswa telah menunjukkan bahwa strategi belajar aktif lebih unggul bila dibandingkan dengan teknik ceramah dalam mempromosikan penguasaan konten. Selanjutnya, beberapa penelitian kognitif telah menunjukkan bahwa sebagian besar gaya belajar siswa menghendaki teknik-teknik pedagogis selain ceramah.

BAGAIMANA CARA AGAR BELAJAR AKTIF?

Modifikasi tradisional ceramah (Penner 1984) adalah salah satu cara untuk memasukkan pembelajaran aktif di kelas. Penelitian telah menunjukkan, misalnya, bahwa jika seorang guru memungkinkan siswa untuk mengkonsolidasikan catatan mereka dengan menunda sebanyak tiga kali masing-masing selama dua menit selama proses pembelajaran berlangsung, siswa akan belajar jauh lebih banyak tentang informasi yang telah diberikan (Ruhl, Hughes, dan Schloss 1987).

Dua cara sederhana namun efektif lain untuk melibatkan siswa selama KBM adalah memasukkan demonstrasi singkat atau pendek, latihan menulis yang tak perlu diberi nilai dan dilanjutkan dengan diskusi kelas. Alternatif lain yang dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa adalah: (1) umpan balik, yang dibuat di anatara dua ceramah terpisah dengan sesi-kelompok kecil penelitian, dan (2) panduan, di mana siswa mendengarkan 20 - sampai 30-menit presentasi tanpa membuat catatan, diikuti dengan menulis apa yang telah mereka dengarkan selama lima menit tentang apa yang dapat mereka ingat kemudian melanjutkan sisa waktu pelajaran dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling mengklarifikasi dan menguraikan bahan pelajaran yang baru diberikan.Diskusi di kelas merupakan salah satu strategi yang paling umum untuk memicu belajar aktif. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk memicu ingatan jangka panjang informasi, untuk memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut, untuk memungkinkan siswa untuk menerapkan informasi dalam situasi baru, atau untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, maka diskusi adalah yang terbaik (McKeachie et al 1986).

Penelitian telah menunjukkan, bahwa untuk mencapai tujuan ini guru harus memiliki teknik alternatif dan strategi yang baik tentang cara mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi diskusi (Hyman 1980) dan harus menciptakan lingkungan yang mendukung baik secara intelektual maupun emosional agar mendorong siswa untuk berani mengambil risiko (Lowman 1984).Beberapa strategi lain untuk memicu terjadinya belajar aktif yaitu pembelajaran berbasis visual. Pembelajaran berbasis visual memberikan titik fokus yang membantu guru untuk melakukan teknik interaktif lainnya. Dalam kelas, menulis merupakan cara yang sangat baik untuk melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang hal-hal yang mereka lakukan. Dua strategi populer yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah dan Desain Terbimbing (Guided Design). Teknik pembelajaran aktif lainnya yang layak digunakan adalah pembelajaran kooperatif, debat, drama, bermain peran dan simulasi, dan tutor sebaya.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...