Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi, Langkah-Langkah Desain Model dan Implementasi
Muhammad Faiq Dzaki
Desain model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai bentuk implementasi model dalam konteks kelas memiliki langkah-langkah:
(a) Informasi subtantif,
(b) analogi langsung, yang disertai dengan kegiatan membandingkan dan menjelaskan berbagai perbedaan,
(c) analogi personal,
(d) eksplorasi; dan
(e) memunculkan analogi baru.
Evaluasi hasil belajar dikembangkan berdasarkan atas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu ingin mengetahui tingkat perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, prosedur dan teknik evaluasinya perlu mengacu dan tak boleh lepas dari aspek-aspek kemampuan berpikir, yaitu kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi.
Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki beberapa tahap.
1. Tahap pertama, sebagai tahap penyajian materi menggunakan strategi atau pendekatan “pembentukan konsep dari Taba”.
2. Tahap kedua, merupakan gabungan dari tahap analogi langsung, perbandingan analogi, dan penjelasan berbagai perbedaan. Tahap ini diawali dengan meminta siswa membuat analogi langsung atas materi yang sedang dibahas. Setelah itu diikuti dengan melakukan pembandingan terhadap analogi-analogi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesamaan dan kaitan antara aspek aspek objek yang dibahas. Kegiatan penjelasan perbedaan bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh kejelasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam objek yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memberi dorongan dan memfasilitasi siswa untuk kegiatan tersebut.
3. Tahap ketiga, sebagai tahap pengajuan analogi personal siswa diminta mengajukan pengandaian diri seumpama ia (siswa) sebagai sesuatu objek sesuai materi yang sedang dibahas. Karena itu dalam tahap ini, siswa tidak boleh dibatasi kesempatannya untuk berekspresi dan mengemukakan gagasannya. Peran serta aktif guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.
4. Tahap keempat, disebut sebagai tahap eksplorasi siswa diminta menguraikan atau menjelaskan kembali materi yang sedang dibahas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk itu, agar siswa mampu melakukan tugas tersebut maka guru perlu memfasilitasi siswanya dengan teknik curah pendapat dan hasil pekerjaan siswa didiskusikan dengan teman-temannya.
5. Tahap kelima, disebut sebagai tahap pengajuan analogi langsung (yang lainnya) terhadap materi yang sedang dibahas. Siswa diharapkan bisa mengajukan analogi langsung yang telah dikuasainya dan mampu menjelaskan persamaan atau perbedaannya. Di sini, yang dipentingkan adalah argumentasi, mengapa suatu objek tertentu dianalogikan dengan materi yang sedang dibahas.
Muhammad Faiq Dzaki
Desain model pembelajaran kooperatif tipe group investigation sebagai bentuk implementasi model dalam konteks kelas memiliki langkah-langkah:
(a) Informasi subtantif,
(b) analogi langsung, yang disertai dengan kegiatan membandingkan dan menjelaskan berbagai perbedaan,
(c) analogi personal,
(d) eksplorasi; dan
(e) memunculkan analogi baru.
Evaluasi hasil belajar dikembangkan berdasarkan atas tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, yaitu ingin mengetahui tingkat perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu, prosedur dan teknik evaluasinya perlu mengacu dan tak boleh lepas dari aspek-aspek kemampuan berpikir, yaitu kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi.
Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe group investigation memiliki beberapa tahap.
1. Tahap pertama, sebagai tahap penyajian materi menggunakan strategi atau pendekatan “pembentukan konsep dari Taba”.
2. Tahap kedua, merupakan gabungan dari tahap analogi langsung, perbandingan analogi, dan penjelasan berbagai perbedaan. Tahap ini diawali dengan meminta siswa membuat analogi langsung atas materi yang sedang dibahas. Setelah itu diikuti dengan melakukan pembandingan terhadap analogi-analogi dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesamaan dan kaitan antara aspek aspek objek yang dibahas. Kegiatan penjelasan perbedaan bertujuan mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh kejelasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dalam objek yang sedang dibahas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memberi dorongan dan memfasilitasi siswa untuk kegiatan tersebut.
3. Tahap ketiga, sebagai tahap pengajuan analogi personal siswa diminta mengajukan pengandaian diri seumpama ia (siswa) sebagai sesuatu objek sesuai materi yang sedang dibahas. Karena itu dalam tahap ini, siswa tidak boleh dibatasi kesempatannya untuk berekspresi dan mengemukakan gagasannya. Peran serta aktif guru sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.
4. Tahap keempat, disebut sebagai tahap eksplorasi siswa diminta menguraikan atau menjelaskan kembali materi yang sedang dibahas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Untuk itu, agar siswa mampu melakukan tugas tersebut maka guru perlu memfasilitasi siswanya dengan teknik curah pendapat dan hasil pekerjaan siswa didiskusikan dengan teman-temannya.
5. Tahap kelima, disebut sebagai tahap pengajuan analogi langsung (yang lainnya) terhadap materi yang sedang dibahas. Siswa diharapkan bisa mengajukan analogi langsung yang telah dikuasainya dan mampu menjelaskan persamaan atau perbedaannya. Di sini, yang dipentingkan adalah argumentasi, mengapa suatu objek tertentu dianalogikan dengan materi yang sedang dibahas.
No comments:
Post a Comment