Teori Pembelajaran Konstuktivis

untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru

Sunday, March 8, 2009

Teori Pembelajaran Konstuktivis

Teori Pembelajaran Konstuktivis

Muhammad Faiq Dzaki

Teori konstrukvis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan‑aturan dan merevisinya apabila aturan‑ aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar‑benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide‑ide Teori ini berkembang dari piaget dan Vygotsky (Slavin,1994:225).

Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa liarus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan untuk menemukan atau menerapkan ide‑ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang mernbawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendirl yang harus memanjat anak tangga tersebut. Guru seharusnya hadir sebagai nara sumber dan seharusnya bukan menjadi penguasa kelas yang memaksakan jawaban yang benar. Siswa harus bebas membangun pemahaman increka sendiri. Solusi siswa terhadap masalah dan pertanyaan‑pertanyaan rnereka mencerminkan pandangan mereka.

Menurut piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya (Slavin, 1994:45). Sedangkan rnenurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas‑tugas yang belum dipelajari, namun tugas‑tugas itu masih berada dalam jangkuan kemampuannya atau tugas‑tugas tersebut berada dalam zone of proximal development. Zone of proximal development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Shaffer, 1996: 274‑275).

Proses pembelajaran yang terjadi menurut pandangan konstruktivisme menekankan pada kualitas dari keaktifan siswa dalam menginterpretasikan dan membangun pengetahuannya. Setiap organisme menyusun pengalamannya dengan jalan menciptakan struktur mental dan menerapkannya dalam pembelajaran. Suatu proses aktif dalam mana organisme atau individu berinteraksi dengan lingkungannya dan mentransformasinya ke dalam pikirannya dengan bantuan struktur kognitif yang telah ada dalarn pikirannya (Cobb, 1994:15).

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...