Portofolio dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Muhammad Faiq Dzaki
Asesmen portofolio adalah mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi dapat dinilai dan dikomentari guru.
Asesmen portofolio merupakan pengajaran praktek dan mempunyai beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar siswa secara mandalam, yang pada akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.
Jika seorang guru ingin mengadopsi asesmen portofolio dalam kegiatan pembelajaran di kelas maka guru hendaknya membuat pengumpulan dan asesmen berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajarannya.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan asesmen portofolio, siswa mengerjakan tugas‑tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi tugas tersebut. Seorang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya.
Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas‑tugas yang diberikan. Sehingga dapat dikatakan portofolio merupakan suatu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide‑ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarnya.
Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan asesmen portofolio ini, siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugas‑tugas, baik yang dilaksanakan di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun tugas yang dikerjakan di rumah. Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan tugas itu. Tugas tanpa umpan balik tidak memberikan hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas, harus segera dan sering diberikan. Umpan balik yang demikian akan menjadi insentif bagi siswa dalam belajar.
Menggunakan asesmen portofolio pada kegiatan pembelajaran pemeriksaan dan pemberian umpan balik terhadap pekerjaan siswa harus dilakukan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Artinya setiap kali siswa selesai mengerjakan tugas dan mengumpulkannya (baik tugas yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung maupun tugas yang diselesaikan di rumah), guru harus segera memeriksa dan memberikan komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah diperiksa dikembalikan disertai dengan tugas agar siswa merivisi kembali tugas tersebut. Jika dalam pengerjaannya terdapat kesalahan. Siswa kemudian menempatkan hasil pekerjaan awal dan juga revisi tugas tersebut ke dalam portofolio yang dibuatnya. Hasil‑hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan selalu dijaga, sehingga guru dan juga siswa dapat melihat perbedaan yang terjadi dari pengerjaan tugas tersebut.
Portofolio‑portofolio reguler yang dimiliki siswa tidak hanya menggambarkan hasil akhir yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga menunjukkan bagaimana hasil itu di peroleh. Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus memeriksa serta memberikan umpan balik terhadap tugas‑tugas yang dikerjakan siswa, maka secara garis besar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penelitian ini di bagi menjadi tahapan yaitu: (1) Kegiatan awal (2) Kegiatan inti pokok dan (3) Kegiatan akhir.
Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan penilaian, khususnya penilaian yang dilakukan secara internal. Penilaian internal sering juga disebut penilaian diri, dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan menilai hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Sebagian besar pendukung asesmen portofolio yakin bahwa hasil nyata untuk pendekatan penilaian ini terletak pada individu/guru kelas, sebab hubungan antara kegiatan pembelajaran dan penilaian akan diperkuat sebagai konsekuensi dari akumulasi berkelanjutan hasil para siswa di dalam portofolio mereka. Idealnya guru‑guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas, mereka akan membuat pengumpulan berkelanjutan dan penilaian atas pekerjaan para siswa sebagai fokus sentral program pengajaran, dengan demikian sebaiknya portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada waktu‑waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen‑dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas.
Muhammad Faiq Dzaki
Asesmen portofolio adalah mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu pekerjaan/tugas/karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil kontruksi dapat dinilai dan dikomentari guru.
Asesmen portofolio merupakan pengajaran praktek dan mempunyai beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar siswa secara mandalam, yang pada akhirnya dapat membantu siswa menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.
Jika seorang guru ingin mengadopsi asesmen portofolio dalam kegiatan pembelajaran di kelas maka guru hendaknya membuat pengumpulan dan asesmen berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajarannya.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan asesmen portofolio, siswa mengerjakan tugas‑tugas yang diberikan paling sedikit dua kali. Artinya jika dalam pengerjaan awalnya terdapat kesalahan, maka siswa diberi kesempatan untuk membuat revisi tugas tersebut. Seorang telah mengerjakan tugas yang sama beberapa kali akan mengetahui bahwa usaha yang dilakukannya cenderung menjadi lebih baik, sejalan dengan perbaikan yang dilakukannya.
Hal ini akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa bahwa dia mampu untuk menyelesaikan tugas‑tugas yang diberikan. Sehingga dapat dikatakan portofolio merupakan suatu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide‑ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarnya.
Pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan asesmen portofolio ini, siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugas‑tugas, baik yang dilaksanakan di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun tugas yang dikerjakan di rumah. Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan tugas itu. Tugas tanpa umpan balik tidak memberikan hasil yang optimal. Umpan balik itu harus jelas, harus segera dan sering diberikan. Umpan balik yang demikian akan menjadi insentif bagi siswa dalam belajar.
Menggunakan asesmen portofolio pada kegiatan pembelajaran pemeriksaan dan pemberian umpan balik terhadap pekerjaan siswa harus dilakukan oleh guru dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Artinya setiap kali siswa selesai mengerjakan tugas dan mengumpulkannya (baik tugas yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung maupun tugas yang diselesaikan di rumah), guru harus segera memeriksa dan memberikan komentar yang bersifat sebagai umpan balik yang diperlukan. Kemudian hasil pekerjaan siswa yang telah diperiksa dikembalikan disertai dengan tugas agar siswa merivisi kembali tugas tersebut. Jika dalam pengerjaannya terdapat kesalahan. Siswa kemudian menempatkan hasil pekerjaan awal dan juga revisi tugas tersebut ke dalam portofolio yang dibuatnya. Hasil‑hasil pekerjaan itu dikumpulkan dan selalu dijaga, sehingga guru dan juga siswa dapat melihat perbedaan yang terjadi dari pengerjaan tugas tersebut.
Portofolio‑portofolio reguler yang dimiliki siswa tidak hanya menggambarkan hasil akhir yang merupakan hasil terbaik, tetapi juga menunjukkan bagaimana hasil itu di peroleh. Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru harus memeriksa serta memberikan umpan balik terhadap tugas‑tugas yang dikerjakan siswa, maka secara garis besar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam penelitian ini di bagi menjadi tahapan yaitu: (1) Kegiatan awal (2) Kegiatan inti pokok dan (3) Kegiatan akhir.
Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan penilaian, khususnya penilaian yang dilakukan secara internal. Penilaian internal sering juga disebut penilaian diri, dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan menilai hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Sebagian besar pendukung asesmen portofolio yakin bahwa hasil nyata untuk pendekatan penilaian ini terletak pada individu/guru kelas, sebab hubungan antara kegiatan pembelajaran dan penilaian akan diperkuat sebagai konsekuensi dari akumulasi berkelanjutan hasil para siswa di dalam portofolio mereka. Idealnya guru‑guru yang mengadopsi portofolio di dalam kelas, mereka akan membuat pengumpulan berkelanjutan dan penilaian atas pekerjaan para siswa sebagai fokus sentral program pengajaran, dengan demikian sebaiknya portofolio digunakan secara terus menerus bukan hanya dilaksanakan pada akhir periode atau pada waktu‑waktu tertentu. Portofolio merupakan kegiatan yang mengikutsertakan siswa secara aktif dalam mengumpulkan pekerjaan (dokumen‑dokumen) mereka untuk menyakinkan supervisor, guru dan orang tua siswa, bahwa sesuatu yang baik telah berlangsung di dalam kelas.
1 comment:
bagus bangets
Post a Comment